Batas Gaji Menghambat Mimpi: Messi Desak MLS Longgarkan Aturan
Bintang sepak bola global, Lionel Messi, telah menyampaikan pesan tegas dan terang-terangan kepada Major League Soccer (MLS): jika liga ingin mewujudkan ambisinya menjadi salah satu kompetisi elite di dunia, mereka harus bersedia melonggarkan batasan pengeluaran yang ketat.
Komentar dari pemenang Ballon d'Or delapan kali itu menyasar langsung pada kebijakan Salary Cap dan aturan roster yang rumit yang menjadi ciri khas model bisnis MLS.
Menurut Messi, meski liga Amerika tersebut memiliki potensi, struktur, dan basis penggemar yang luar biasa, keterbatasan finansial pada akhirnya akan mencegahnya bersaing secara konsisten dengan Premier League, La Liga, atau bahkan Liga Pro Saudi yang tengah berkembang pesat.
Kesenjangan Kualitas dan Gaji
Sejak kedatangan Messi di Inter Miami, sorotan global terhadap MLS memang meningkat tajam. Namun, kehadiran pemain legendaris tersebut secara ironis justru menyoroti jurang perbedaan yang sangat besar dalam struktur gaji liga.
Baca juga: Messi Perpanjang Kontrak dengan Inter Miami hingga 2028
Messi, melalui skema Designated Player (DP), memiliki penghasilan tahunan yang dilaporkan melebihi gabungan gaji seluruh pemain dari puluhan tim MLS lainnya. Sistem DP memang dirancang sebagai celah untuk menarik bintang-bintang global, tetapi gaji sebagian besar pemain reguler MLS tetap terikat pada batasan gaji yang relatif rendah.
"Setiap tim seharusnya memiliki kesempatan untuk mendatangkan pemain dan merekrut siapa pun yang diinginkan masing-masing tim — tanpa batasan atau aturan bagi pemain untuk mendatangkan mereka," kata Messi kepada NBC News.
"Saya rasa saat ini tidak semua tim di Amerika Serikat, semua klub, memiliki wewenang untuk melakukan itu, dan saya pikir jika mereka diberi kebebasan, akan lebih banyak pemain penting yang datang dan membantu perkembangan Amerika Serikat."
Kesenjangan gaji internal ini, di mana beberapa bintang DP dibayar jutaan sementara pemain kunci lainnya terikat pada batas gaji yang ketat, menciptakan ketidakseimbangan dalam kedalaman skuad.
Hal ini mempersulit klub MLS untuk mempertahankan pemain kunci mereka atau membangun skuad yang cukup kompetitif untuk bersaing secara reguler di turnamen internasional seperti Concacaf Champions Cup atau Piala Dunia Klub FIFA.
Ancaman Kompetisi Global
Kekhawatiran Messi muncul di tengah persaingan global yang semakin memanas. Sementara MLS fokus pada paritas kompetitif—memastikan setiap tim memiliki peluang yang relatif setara untuk menang—liga-liga di Eropa dan Timur Tengah kini berinvestasi secara masif tanpa batasan yang sebanding.
Liga Pro Saudi, misalnya, telah menawarkan kontrak-kontrak yang jauh lebih besar kepada bintang-bintang Eropa, menjadi ancaman nyata bagi upaya MLS untuk terus menarik talenta papan atas di masa depan.
Baca juga: Jordi Alba Umumkan Pensiun di Akhir Musim
Bagi Messi, solusinya jelas: untuk mencapai status top league, MLS harus menemukan titik temu antara disiplin fiskal dan ambisi global.
Meningkatkan batas gaji secara bertahap dan melonggarkan aturan Target Allocation Money (TAM) dan General Allocation Money (GAM) mungkin menjadi langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas rata-rata di seluruh liga.
Pertanyaan besarnya sekarang adalah, akankah Komisaris MLS, Don Garber, dan pemilik klub bersedia mengambil risiko untuk merombak filosofi keuangan yang telah menjadi fondasi liga selama hampir tiga dekade, demi mewujudkan visi global yang didesakkan oleh pemain terhebat yang pernah bermain di Amerika Serikat?