Suasana di ruang ganti Inter Milan dikabarkan memanas setelah kapten tim, Lautaro Martinez, melontarkan kritik keras pasca-tersingkirnya Nerazzurri dari Piala Dunia Antarklub. Kini, gelandang kunci Hakan Calhanoglu telah angkat bicara, menanggapi pernyataan Martinez yang ia sebut "menyakitkan" dan "memecah belah, bukan menyatukan."

Insiden ini bermula setelah kekalahan 2-0 Inter dari Fluminense di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub. Usai pertandingan, Martinez secara blak-blakan menyatakan bahwa siapa pun pemain yang tidak memiliki keinginan untuk bertahan di klub harus segera pergi. Komentar tersebut langsung memicu spekulasi, dan kini telah dikonfirmasi oleh Presiden Inter, Beppe Marotta, bahwa Martinez merujuk pada Calhanoglu.

Respon Pedas dari Calhanoglu

Hakan Calhanoglu, memutuskan untuk buka suara. Dalam sebuah pernyataan yang mengindikasikan ketegangan internal, gelandang asal Turki itu mengungkapkan kekecewaannya terhadap komentar sang kapten.

“Kemarin kami kalah, dan itu menyakitkan,” kata Calhanoglu.

“Saya merasa sedih, bukan hanya sebagai pemain, tetapi sebagai seseorang yang benar-benar peduli.”

"Yang lebih mengejutkan saya adalah kata-kata yang muncul setelahnya. Kata-kata yang sangat menyakitkan. Kata-kata yang memecah belah, bukan menyatukan.”

“Saya menghormati setiap pendapat, bahkan dari rekan setim, bahkan dari Presiden klub, tetapi rasa hormat bukanlah jalan satu arah.”

"Saya merasa terhormat mengenakan ban kapten untuk negara saya, dan saya belajar bahwa kepemimpinan berarti mendukung tim Anda. Tidak menyalahkan orang lain saat itu lebih mudah.”

Respon Calhanoglu ini menunjukkan adanya keretakan di antara para pemain kunci Inter, sebuah situasi yang jelas tidak ideal bagi klub yang memiliki ambisi besar di Serie A dan Liga Champions.

Baca juga: Martinez Kecam Performa Inter Usai Tersingkir di Piala Dunia Antarklub

Implikasi Ketegangan Internal

Kritik publik dari seorang kapten terhadap rekan setimnya, yang kemudian dibalas secara terbuka, adalah indikasi adanya masalah yang lebih dalam di internal Inter Milan. Ini bisa memengaruhi harmoni tim dan performa di lapangan, terutama saat mereka bersiap menghadapi sisa musim.

Calhanoglu lalu mengakui masa depan Inter tak menentu. “Saya suka permainan ini, saya suka klub ini, dan saya suka kontur yang saya perjuangkan setiap hari.”

“Apa yang akan terjadi di masa depan, kita lihat saja nanti.”

“Namun sejarah selalu mengingat mereka yang berdiri tegak, bukan mereka yang berteriak paling keras.”

Kini, semua mata akan tertuju pada bagaimana Inter Milan akan mengatasi ketegangan ini. Mampukah mereka menyatukan kembali skuat dan kembali ke jalur kemenangan, atau akankah friksi ini berdampak pada ambisi mereka di kompetisi domestik dan Eropa? Waktu akan menjawab apakah insiden ini akan menjadi titik balik negatif atau justru memicu kebangkitan tim.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!