Tudor Tak Peduli dengan Masa Depannya usai Juve Kalah Tiga Kali Beruntun
Krisis di Turin semakin parah. Setelah kekalahan tipis 1-0 dari Lazio di Stadio Olimpico pada hari Senin (27/10) dini hari WIB, yang merupakan kekalahan ketiga beruntun Juventus di semua kompetisi, pelatih kepala Igor Tudor mengeluarkan pernyataan blak-blakan yang menyiratkan tantangan terhadap tekanan publik.
Saat spekulasi pemecatan kian memanas, Tudor menegaskan bahwa ia tidak peduli tentang masa depannya, melainkan hanya fokus pada cara untuk menarik Juventus keluar dari performa terburuknya dalam lebih dari satu dekade.
Rekor Tanpa Gol Sejak 1991
Kekalahan dari Lazio, yang dicetak oleh gol Toma Basic di menit-menit awal, memperpanjang rekor suram Bianconeri. Mereka kini telah melalui empat pertandingan berturut-turut tanpa mencetak gol di semua kompetisi.
Statistik mengkhawatirkan ini adalah yang pertama bagi klub sejak Maret 1991 di bawah Luigi Maifredi.
Ditambah dengan tiga kekalahan beruntun (melawan Como, Real Madrid, dan Lazio), Juventus kini mencatat rekor tanpa kemenangan dalam delapan pertandingan kompetitif, terburuk sejak Mei 2009.
Baca juga: Juventus Loyo, Kalah 0-1 Lawan Lazio
Fokus pada Masalah
Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Tudor dengan cepat mengalihkan fokus dari dirinya sendiri kepada masalah yang diderita tim.
"Ini adalah momen buruk, momen yang sulit," kata Tudor kepada DAZN Italia. "Kami harus tetap bersatu dan bekerja sama. Ada kekecewaan, karena saya pikir kami mempersiapkannya dengan cara yang benar, tetapi kami selalu kehilangan sesuatu."
Pelatih asal Kroasia itu menunjuk pada kegagalan timnya di kedua ujung lapangan. Secara khusus, ia mengkritik kesalahan bek Andrea Cambiaso dan striker Jonathan David yang berujung pada gol Lazio.
"Kami juga terus mengatakan pada diri sendiri untuk tidak membuat kesalahan, tetapi selalu ada kesalahan, dan kami kehilangan permainan. Kami merasa sangat buruk, tetapi kami harus tetap bersatu," tambahnya.
Mengenai kurangnya gol, Tudor mengakui upayanya untuk melakukan perubahan taktik belum membuahkan hasil. "Kami mencoba dengan dua striker, lalu empat pemain menyerang, kami mencoba segalanya, tetapi kami jelas kehilangan sesuatu di lini depan," akunya.
Baca juga: Juventus Gagal Menang Tujuh Laga, Frustrasi Tudor Memuncak
Tak Peduli dengan Masa Depannya
Saat ditanya tentang posisinya yang terancam dan apakah ia merasa aman, Tudor menanggapi dengan lugas dan penuh tekad.
"Orang-orang terus bertanya apakah saya merasa aman atau khawatir, tetapi saya tidak memikirkan diri saya sendiri," tegas Tudor.
"Saya tidak peduli dengan masa depan saya, yang saya pedulikan adalah melakukan apa yang saya bisa, menyadari semua masalah, dan mencoba memperbaiki keadaan. Sama sekali tidak tertarik dengan masa depan saya."
Pernyataan ini, yang menunjukkan fokus total pada masalah tim di tengah periode krisis, menyoroti perbedaan prioritas pelatih dengan rumor yang beredar di media Italia.
Dengan pertandingan melawan Udinese dan Cremonese menanti, tekanan untuk meraih kemenangan akan semakin besar. Bagi Tudor, satu-satunya cara untuk menyelamatkan posisinya adalah dengan membuktikan bahwa kepeduliannya pada performa tim lebih kuat daripada kekhawatirannya pada nasib pribadi.