Juventus Depak Igor Tudor Setelah Krisis Delapan Laga Tanpa Kemenangan
Juventus secara resmi mengakhiri masa jabatan Igor Tudor sebagai pelatih kepala mereka pada Senin malam (27/10/2025). Keputusan drastis ini datang setelah serangkaian hasil buruk yang tak tertolong, membuat raksasa Serie A itu terjerumus dalam delapan pertandingan beruntun tanpa kemenangan di semua kompetisi.
Pengumuman klub datang sehari setelah kekalahan 1-0 dari Lazio. Kekalahan tersebut tidak hanya menjadi yang ketiga berturut-turut, tetapi juga menandai momen memprihatinkan: sudah empat pertandingan beruntun Bianconeri gagal mencetak satu gol pun. Situasi ini, yang belum pernah dialami Juventus sejak 1991, telah menempatkan klub di posisi kedelapan klasemen Serie A, enam poin di belakang pemuncak klasemen, dan jauh dari harapan Liga Champions.
Keputusan Mendesak
Tudor, yang menjabat sejak Maret 2025 sebagai pengganti Thiago Motta, awalnya berhasil mengamankan tempat Liga Champions di musim sebelumnya.
Namun, harapan untuk melangkah lebih jauh di musim 2025/26 ini runtuh dengan cepat. Setelah memenangkan tiga pertandingan liga pembuka, timnya tergelincir ke dalam jurang kekecewaan, mencatat lima hasil imbang sebelum rentetan kekalahan yang fatal.
Baca juga: Tudor Tak Peduli dengan Masa Depannya usai Juve Kalah Tiga Kali Beruntun
Kritik terhadap Tudor tidak hanya berpusat pada hasil, tetapi juga pada kegagalan taktis yang terlihat jelas.
Lini serang, yang diisi pemain berbakat seperti Dušan Vlahović dan rekrutan musim panas Jonathan David, terlihat tumpul dan terisolasi.
Keterpurukan ini diperparah oleh performa buruk di Eropa, di mana Juventus hanya mengumpulkan dua poin dari tiga laga awal fase liga Champions.
Brambilla Ambil Alih, Perburuan Dimulai
Manajemen Juventus bertindak cepat untuk menunjuk pelatih tim Next Gen, Massimo Brambilla, sebagai pelatih sementara.
Brambilla akan memimpin tim pada pertandingan Serie A tengah pekan yang krusial melawan Udinese. Keputusan ini menunjukkan tingkat kepanikan di Turin, karena klub tersebut tidak pernah mengganti manajer sebelum bulan November sejak musim 1969/70.
Kini, fokus utama direksi adalah menemukan pengganti permanen yang mampu memberikan dampak instan dan mengembalikan mentalitas juara klub. Sejumlah nama besar langsung menjadi target utama seperti Luciano Spalletti, pelatih yang membawa Napoli meraih Scudetto 2023, dilaporkan sebagai favorit utama dan pembicaraan sudah dimulai.
Baca juga: Juventus Loyo, Kalah 0-1 Lawan Lazio
Roberto Mancini, mantan pelatih Timnas Italia dan pemenang gelar Eropa, juga masuk dalam daftar pertimbangan. Raffaele Palladino dan legenda klub Zinédine Zidane juga terus dikaitkan sebagai opsi potensial.
Dengan delapan pertandingan tanpa kemenangan di belakang mereka, Juventus kini menghadapi periode yang menentukan. Mereka harus memilih pelatih yang tepat untuk membalikkan keadaan sebelum musim ini benar-benar tidak bisa diselamatkan.