Pedro Acosta mengakui telah mengambil risiko di MotoGP Jepang pada akhir pekan lalu untuk membuktikan KTM bisa mengalahkan Ducati. Namun risiko ini berakhir dengan sang debutan yang dua kali jatuh pada sprint dan balapan utama.

Pembalap Tech3 KTM ini tampil gemilang dengan meraih pole position di Motegi. Acosta berpeluang menjadi satu-satunya pembalap yang bisa mencegah Ducati kembali berada di podium terdepan.

Namun pembalap 20 tahun ini berusaha terlalu keras untuk meraih kemenangan pertamanya di kelas premier.

Ia jatuh saat memimpin balapan sprint. Kejadian serupa terjadi saat ini mencoba mengejar Francesco Bagnaia saat balapan grand prix.

Meski mengalami insiden buruk sepanjang akhir pekan, ia menegaskan dirinya akan membawa KTM mengalahkan Ducati sebelum musim berakhir.

Acosta sendiri mengakui mengambil risiko pada balapan. Namun ia membenarkan hal tersebut ketika berhadapan dengan Bagnaia dan Jorge Martin, dua pembalap penantang gelar juara musim ini.

"Saya tidak akan menerima bahwa Ducati lebih baik daripada KTM, bahkan jika itu membuat saya lebih sering terjatuh," kata Acosta.

"Kami tahu bahwa kami tidak selevel dengan Ducati saat ini. Namun, kami melihat bahwa bukan tidak mungkin untuk mencapainya dan mereka tidak tak tersentuh. Kami telah melihat bahwa kami dapat bersaing dengan mereka."

"Peluang untuk mengalahkan Ducati sangat kecil. Ada kalanya dalam hidup Anda harus berjudi. Apalagi saat Pecco (sapaan Bagnaia) berada di depan. Dia tidak akan mengambil risiko, tetapi saya akan melakukannya.”

Meski begitu, ia juga menyesal sudah melakukan kesalahan. "Dalam satu sisi, ini adalah akhir pekan yang paling menyedihkan dalam karier saya, dan di sisi lain, ini adalah akhir pekan di mana saya merasakan perasaan terbaik," katanya.

"Ini adalah akhir pekan di mana saya paling kompetitif, tetapi juga akhir pekan di mana saya paling banyak membuat masalah."

Acosta saat ini berada di posisi keenam pada klasemen pembalap dengan 181 poin, selisih dua poin dari pembalap pabrikan KTM Brad Binder. Kedua pembalap tersebut merupakan dua pembalap non-Ducati dengan posisi tertinggi di klasemen.