Márquez dan Acosta Tolak Perangkat Lunak Anti-Highside di MotoGP
Di tengah euforia menjelang Grand Prix Austria, perdebatan sengit tentang masa depan balap motor telah memecah paddock MotoGP. Marc Márquez, Juara Dunia delapan kali, dan sensasi muda, Pedro Acosta, secara mengejutkan menyuarakan penolakan mereka terhadap pengenalan perangkat lunak anti-highside yang baru.
Teknologi ini, yang disebut-sebut sebagai fitur keselamatan, justru dianggap oleh kedua pembalap Spanyol itu sebagai langkah mundur bagi olahraga.
MotoGP Perkenalkan Anti-Highside
Perangkat lunak ini, yang dikembangkan dengan tujuan mulia untuk mengurangi crash highside yang berbahaya, bekerja dengan mengurangi torsi mesin secara otomatis saat motor terdeteksi mengalami selip lateral.
Namun, bagi sebagian pembalap, campur tangan teknologi ini mengikis esensi dari balap itu sendiri—yaitu, kemampuan rider untuk mengendalikan motor secara naluriah pada batasnya.
Baca juga: Tak Ingin Main-main, Marquez Siap Kalahkan Mental Lawan Demi Gelar MotoGP
Penolakan Marquez
Marc Márquez, yang kariernya diwarnai oleh serangkaian insiden highside dramatis, secara terang-terangan menentang ide ini.
“Bagi saya, jelas: semakin banyak hal yang Anda tambahkan ke sepeda – dalam hal ini perangkat elektronik – semakin sedikit perbedaan yang bisa dibuat oleh pengendara,” kata Marquez.
"Saya menguji kendali baru ini di Aragon dan juga di tes Malaysia... dan rasanya lebih mudah dikendarai. Anda bisa [mendorong] melawan kendali dan motornya melakukan segalanya. Jadi, sebagai pembalap, saya tidak menyukainya. [Baik untuk] keselamatan atau tidak.
"Pada akhirnya, setiap pabrikan punya sudut pandang berbeda."
Pendapat Márquez ini sangat berbobot, mengingat ia adalah salah satu pembalap dengan gaya balap paling agresif dan kemampuan kontrol motor paling alami di grid. Baginya, bahaya adalah bagian tak terpisahkan dari tantangan yang membuat olahraga ini begitu mendebarkan.
Baca juga: Márquez Tegaskan Hanya Peduli Gelar Juara, Rekor Bukan Prioritas Utama
Acosta Suarakan Hal Senaga
Sikap Márquez ini didukung penuh oleh Acosta. Pembalap KTM yang dijuluki sebagai calon penerus Márquez ini juga memiliki bakat mengendarai motor yang luar biasa.
"Setiap kali kami memperkenalkan [alat bantu lainnya], saya rasa kami harus melakukannya sebaliknya," kata pembalap Spanyol itu.
"Cobalah untuk menghilangkannya, seperti yang kita lihat dalam peraturan baru untuk tahun 2027, [ketika] kita mulai menghilangkan perangkat [ketinggian berkendara] dan semua hal lainnya. Saya rasa kita harus mulai mempertimbangkan untuk menghilangkan alat bantu yang ada di motor ini."
Perdebatan Berlanjut
Meskipun perangkat lunak baru ini hadir dengan niat baik untuk meningkatkan keselamatan, para kritikus berpendapat bahwa teknologi ini bisa melenyapkan elemen bakat murni dan keberanian yang menjadi daya tarik utama MotoGP.
Baca juga: Bagnaia Ungkap Masalah Rem Jadi Biang Kerok di MotoGP Ceko
Sebaliknya, pembalap lain seperti Marco Bezzecchi berpendapat bahwa meskipun perangkat ini mengurangi perbedaan skill, pada akhirnya pembalap yang paling berbakat akan tetap menonjol.
Namun, bagi Marc Márquez dan Pedro Acosta, taruhan yang mereka pertaruhkan adalah jiwa dari balap motor itu sendiri: pertempuran antara manusia dan mesin, tanpa campur tangan yang tidak perlu.